Daya Perlindungan Vaksin Dipertanyakan

Akhir-akhir ini banyak terjadi kasus penyakit menular pada kucing yang telah divaksinasi secara teratur. Penyakit yang muncul tersebut adalah penyakit yang diharapkan tidak muncul setelah vaksinasi. Feline Rhinotracheitis, Calicivirus dan Feline Panleukopenia adalah tiga penyakit menular pada kucing yang telah tersedia vaksinnya di Indonesia.

Kucing-kucing yang telah divaksinasi secara teratur, diharapkan terlindungi dari ketiga penyakit tersebut. Walaupun kucing yang telah divaksinasi terkena salah satu dari tiga penyakit di atas, biasanya relatif ringan dan tidak menyebabkan kematian.

Beberapa waktu lalu di Jakarta sempat berkembang salah satu dari ketiga penyakit di atas yang banyak menyebabkan kematian pada kucing yang sudah divaksinasi. Para pemilik kucing mulai mempertanyakan efektivitas dan daya perlindungan vaksin. Bahkan, hal ini menjadi masalah yang cukup ramai diperdebatkan di salah satu klub kucing Indonesia.

Vaksin kucing yang ada di Indonesia
Semua vaksin kucing yang beredar di Indonesia, berasal dari luar negeri. Saat ini ada tiga merk vaksin kucing resmi yang beredar di Indonesia, yaitu :
1. Leucorifelin, diproduksi oleh Merial (Eropa)
2. FeloGuard, diproduksi oleh Fort Dodge (Amerika)
3. Felocell 3, diproduksi oleh Pfizer (Amerika)

Ketiga vaksin di atas sama-sama memberikan perlindungan terhadap tiga penyakit menular pada kucing (tricat). Masing-masing vaksin mempunyai kelebihan tersendiri. Mereka terbuat dari strain virus yang berbeda.

Untuk mengetahui vaksin yang disuntikkan pada kucing anda, perhatikan label pada buku/kartu vaksinasi yang diberikan dokter hewan pada setiap vaksinasi. Pada lebel tersebut tertera nama produk vaksin.

Vaksin, Kucing Dan Virus Penyebab Penyakit
Masalah vaksin, kekebalan tubuh dan penyakit merupakan hal yang kompleks. Muncul atau tidaknya penyakit pada kucing dipengaruhi banyak hal. Dari hulu hingga ke hilir, dari produsen hingga ke dokter hewan, saat vaksinasi disuntikan ke kucing, banyak celah yang mungkin mengurangi efektivitas vaksin.

Dari produsen di luar negeri ke distributor di Indonesia
vaksin kucing harus disimpan pada suhu 2-7OC, bila tidak vaksin akan rusak. Penyuntikan vaksin rusak ibarat penyuntikan air biasa, bagi kucing tidak ada manfaatnya sama sekali. Setiap produsen dan distributor mempunyai Standar Operating Procedure (SOP) transportasi vaksin yang baik dan ketat. Meskipun kecil, tetap saja kemungkinan vaksin rusak selama produksi atau transport dapat terjadi.

Dari distributor ke dokter hewan
Setiap proses teransportasi vaksin harus menggunakan pendingin. Vaksin harus tetap berada dalam suhu 2-7OC hingga saat akan disuntikkan ke kucing. Kemungkinan vaksin rusak selama pengiriman dari distributor ke dokter hewan mungkin terjadi, apalagi bila jaraknya jauh dan suhu lingkungan cukup panas.

Di tempat dokter hewan, vaksin langsung masuk ke dalam lemari pendingin. Sampai saat vaksin disuntikkan ke kucing.

Saat vaksinasi
Tugas dokter hewan memastikan kucing yang akan divaksinasi dalam keadaan sehat. Seminggu sebelum vaksinasi sebaiknya kucing telah diberi obat cacing. Kucing yang kurang sehat dan cacing menyebabkan pembentukan kekebalan tubuh setelah vaksinasi kurang sempurna, akibatnya perlindungan terhadap penyakit pun tidak sempurna. Selalu pastikan vaksin yang digunakan tidak kadaluarsa. Tanggal kadaluarsa terdapat di label vaksin yang akan ditempelkan dokter hewan anda di buku/kartu vaksinasi.

Beberapa penjual kucing atau breeder memvaksin kucing mereka sendiri tanpa pengawasan dokter hewan. Hal ini kurang baik, mengingat tidak semua orang mempunyai kemampuan dan teknik menyuntik yang baik serta pengetahuan yang cuckup untuk menentukan kondisi dan kesehatan kucing. Perhatikan tanda tangan dan atau stempel dokter hewan yang tertera pada buku vaksin. Bila hanya ada paraf tanpa nama dokter hewan, anda harus curiga kucing anda di vaksinasi oleh selain dokter hewan.

Kekebalan tubuh kucing
Reaksi kucing terhadap vaksin bervariasi. Semuanya tergantung kondisi dan kesehatan kucing itu sendiri. Beberapa kucing (sangat jarang) alergi terhadap vaksin. Hal ini dapat mempengaruhi efektivitas vaksin. Sayangnya di Indonesia belum ada alat/test kit untuk mengetahui kualitas kekebalan/titer antibodi kucing. Hal ini diperlukan untuk mengetahui apakah antibodi yang terbentuk setelah vaksinasi, telah cukup untuk melindungi kucing dari penyakit.

Jadwal Vaksinasi
Ikuti jadwal vaksinasi yang direkomendasikan dokter hewan anda. Kucing umur kurang dari 6 bulan sebaiknya divaksinasi dua kali, setelah itu baru diulang tiap tahun. Pengulangan vaksinasi diperlukan agar kekebalan tubuh kucing tetap terjaga.

Virus penyebab penyakit
Virus adalah mahluk hidup. Seperti mikroorganisme lain (bakteri, jamur, dll.), virus juga terus berkembang dan berevolusi. Virus juga mengalami mutasi yang menyebabkan mereka menjadi kurang berbahaya atau sebaliknya menjadi lebih ganas. Mutasi pada virus tergantung jenis virus itu sendiri. Contohnya, virus flu pada manusia termasuk jenis virus yang sering mengalami mutasi.

Bisa saja kekebalan tubuh kucing yang telah terbentuk dari vaksinasi, tidak mampu melawan strain virus baru yang memang telah bermutasi menjadi lebih ganas.

0 komentar:

Posting Komentar

santideje. Diberdayakan oleh Blogger.

Majalah Terasolo Edisi 6 | Maret 2014

 

Happy Time :D


Get your own Digital Clock

Category

about.me

Followers